Minggu, 27 Mei 2012

Siapa Yang Pertama Kali Memikirkan Alfabet?


    Huruf-huruf dari suatu alfabet sebenarnya adalah tanda-tanda yang bersuara. Huruf-huruf alfabet Inggirs didasarkan pada alfabet Romawi yang usianya kira-kira 2500 tahun. Huruf-huruf besar hampir sama persis dengan huruf-huruf besar yang digunakan dalam prasasti Romawi pada abad ke 3 Sebelum Masehi.
   Sebelum alfabet-alfabet ditemukan, manusia menggunakan gambar-gambar untuk merekam peristiwa-peristiwa atau menyampaikan gagasan-gagasan. Sebuah gambar dari beberapa kijang bertanduk dapat berarti "Ini adalah daerah pemburuan yang baik," jadi ini sebenarnya adalah suatu bentuk penulisan "Tulisan Gambar" itu sangat dikembangkan oleh bangsa-bangsa Babilonia, Mesir, dan Cina kuno.
   Lambat laun, tulisan gambar mengalami perubahan. Gambar, bukan hanya berarti obyek yang digambar, juga mewakili gagasan yang berhubungan dengan obyek yang digambar. Misalnya, gambar kaki mungkin menunjukkan kata kerja "berjalan". Tingkat penulisan ini disebut "ideografik" atau ''tulisan gagasan''.
   Kesulitan dengan jenis tulisan ini adalah bahwa pesan-pesan dapat ditafsirkan oleh orang yang berbeda-beda dengan cara yang berbeda-beda. Jadi sedikit demi sedikit metode ini berubah. Lambang-lambang muncul untuk mewakili gabungan-gabungan suara. Misalnya, jika kata untuk ''lengan'' adalah "id", gambar lengan berarti suara "id". Tingkat penulisan ini dinamakan "tulisan berdasarkan suku kata".
   Bangsa-bangsa Babilonia, Cina dan Mesir tidak pernah mengalami tulisan ini. Bangsa Mesir benar-benar menyusun semacam alfabet dengan menyertakan 24 tanda di antara gambar-gambar mereka yang mengandung huruf-huruf atau kata-kata yang berbeda dari masing-masing satu konsonan. Tetapi mereka tidak menyadari nilai dari penemuan mereka.
   Kira-kira 3.500 tahun yang lalu, orang-orang yang tinggal dekat pantai Mediterania bagian timur membuat langkah besar yang menuju pada alfabet kita. Mereka menyadari bahwa tanda yang sama dapat digunakan untuk suara yang sama dalam segala hal, jadi mereka menggunakan sejumlah terbatas tanda-tanda dengan cara ini dan tanda-tanda ini menjadi sebuah alfabet.
   Perkembangan alfabet mereka digunakan oleh bangsa Yahudi dan kemudian bangsa Phoenix. Bangsa Phoenix membawa alfabet mereka kepada bangsa Yunani. Bangsa Romawi mengambil alfabet Yunani dengan beberapa perubahan dan tambahan dan meneruskannya kepada orang-orang Eropa bagian Barat dalam alfabet Latin. Dari sinilah asalnya alfabet yang kita gunakan sekarang.







Sumber : Aku Ingin Tahu #1, dengan beberapa perubahan.

Selasa, 01 Mei 2012

Kapan Tinju Dimulai?

                                                                                                  Suaramerdeka.com

  Banyak orang mengatakan bahwa pertarungan tinju tidak syah. Dalam sejarah tinju, hal ini telah terjadi berulang-ulang kali. Orang-orang merasa bahwa permainan tinju terlalu kejam atau biadab, dan menginginkan permainan itu dihentikan.
  Bayangkan bagaimana perasaan mereka jika mereka dapat melihat pertandingan-pertandingan tinju pertama yang diselenggarakan! Pertandingan-pertandingan ini diselenggarakan di Yunani Kuno, dan para petinju berlagak pada permainan Olimpiade dan permainan-permainan umum lain. Beberapa dari peraturan-peraturan yang mereka jalankan sangat serupa dengan permainan-permainan kita sekarang. Tetapi ada satu perbedaan besar: Para pemain tidak mengenakan sarung tangan, melainkan 'cestus'. Cestus adalah bahan pembungkus dari kulit yang ditatah dengan lempengan-lempengan timah atau perunggu. Pukulan yang dihasilkan oleh sebuah cestus, sebagaimana yang dapat kamu lihat, dapat sangat merusak!
   Setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi, permainan tinju menghilang, tidak muncul kembali sampai dibangkitkan kembali di Inggris pada awal abad ke-18. Permainan itu segera menjadi olahraga yang sangat digemari, dan tetap demikian selama lebih dari 100 tahun.
   Pertarungan-pertarungan diputuskan dengan tangan kosong, dan banyak dari pertarungan-pertarungan itu berlangsung selama beberapa jam. Pergulatan dan lempar pun diperbolehkan. Satu ronde berakhir hanya jika seseorang telah dipukul sampai jatuh, dan waktu antara masing-masing ronde berbeda-beda. Pertarungan yang sukar ini berlanjut terus sampai salah satu petinju tidak dapat berjalan ke tanda kapur di tengah gelanggang ketika ronde berikutnya dimulai!
   Tentu saja, jenis permainan tinju yang brutal ini akhirnya mengubah pendapat umum menjadi pertarungan yang berhadiah. Sesuatu harus dilakukan untuk menyelamatkan olahraga itu, jadi sarung tangan yang diberi lapisan pun mulai digunakan. Kemudian, sedikit demi sedikit, peraturan-peraturan lama dibuat lebih manusiawi. Akhirnya, pada tahun 1867, muncul langkah besar yang membuat permainan tinju menjadi disenangi. Marquis dari Queensberry memperkenalkan seperangkat peraturan yang membuat banyak kemajuan. Misalnya, ronde-ronde dibatasi sampai masing-masing tiga menit. Selang waktu antara satu ronde ke ronde lainnya adalah satu menit. Peraturan-peraturan ini dilaksanakan di seluruh dunia, dan peraturan-peraturan yang mengatur permainan tinju dewasa ini di Amerika Serikat didasarkan pada peraturan-peraturan itu.
   Sampai abad ke-20, ada sangat sedikit permainan tinju di negara-negara di luar Inggris dan Amerika Serikat --- tetapi sejak saat itu permainan tinju telah menyebar ke seluruh dunia.



Sumber : Aku Ingin Tahu #1